KendariMerdeka.com, Konawe – Berbagai terobosan terus digalakan Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe untuk mensukseskan program ‘Konawe Gemilang.
Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara (GTS) menghadiri panen padi sawah hasil uji coba pupuk Biosel di Desa Waworoda Jaya, Kecamatan Tongauna Utara, Selasa (30/3/2021).
Acara tersebut dihadiri sejumlah kepala OPD, pemerintah kecamatan, Kepala Desa, dan Ketua Kelompok Tani.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara (GTS) Mengatakan Penggunaan pupuk biosel ini dapat menjadi alternatif dalam memenuhi kebutuhan petani sekaligus mengantisipasi kelangkaan pupuk yang mana kadang-kala terjadi.
Di samping itu, pupuk biosel pun dapat mengurangi laju kerusakan tanah yang semakin parah. Apabila petani selalu penggunaan pupuk pabrikan atau kimia seperti urea, misalnya, maka tanah akan mengandung kadar keasaman yang tinggi. Alhasil, hasil yang diperoleh para petani tidak dapat maksimal dan kualitas tanah lambat laun menurun. Celakanya lagi, petani kian hari semakin mengalami ketergantungan yang fatal pada pupuk yang disediakan oleh pasar.
“Kami merasa bahagia karena memasuki lagi musim panen, hanya yang membuat kami bersedih karena beberapa waktu yang lalu ada kendala seperti kelangkaan pupuk,” ujarnya.
Oleh karena itu, GTS mengajak pemerintah Desq agar membuat Konsorsium Gunanya adalah untuk membentuk badan usaha bersama yang bisa mengelola jual beli pupuk dan usaha lain yang berkaitan dengan dunia pertanian.
GTS juga sempat bertemu dengan pria bernama Sultan, salah satu pemilik penggilingan. GTS mengaku, dirinya mendapat informasi dari Kepala Desa Anggohu, Dwi Septiawan, kalau hendak ke tempat panen wajib bertemu Sultan. Alasannya, Sultan selama ini dikenal sebagai pengusaha penggilingan yang banyak membantu petani.
“Pak Sultan ini kalau beli gabah petani kita tidak pernah di bawah empat ribu. Pengusaha seperti ini yang patut kita apresiasi.” Pungkasnya.
Ditempat yang sama, Mukidi salah seorang petani mengatakan Biosel tersebut sangat baik untuk tanaman padi.
“Setelah saya aplikasikan, alhamdulillah tanaman padi saya lebih padat berisi dan serangan hama yang menyebabkan pembusukan leher tanaman padi pun bisa terhindar berkat biosel,” katanya.
Sementara itu, perwakilan Biosel, Supriono menuturkan, Hasil wawancara dirinya dengan salah satu petani di desa Duriaasi mengatakan, sebelum pakai Biosel dana yang dikeluarkan untuk 1 Hektarnya berkisar 3 juta, setelah pakai Biosel dana yang dikeluarkan kurang lebih 1,2 juta.
“Jadi menurut petani baru menanam padi sudah untung,” harapnya.
Pihaknya sejauh ini sudah banyak melakukan uji coba Biosel di daerah lain dan berhasil. Di Konawe kebetulan juga menjadi yang pertama dan juga dinilai berhasil.
“Selain menjual Biosel jenis pupuk organik untuk padi, kami juga menjual Biosel untuk tambak ikan dan udang. Ada juga Biosel imun yang dikonsumsi manusia untuk memperkuat daya tahan tubuh,” jelasnya.