KendariMerdeka – Pulau Wangi-wangi di Wakatobi, memiliki keindahan laut mumpuni. Hampir disetiap sudut, ada spot yang bisa menghibur hati.
Berada disana, pengunjung bisa memilih. Menikmati pantai sehari atau merasakan sensasi melepas penat di depan Laut Banda.
Ada banyak resor penginapan dan warung makan. Beberapa diantaranya, menyajikan indahnya semburat cahaya matahari saat terbit dan terbenam.
Pantai Cemara Wakatobi, salah satu spot disana. Mulai terkenal setelah Patuno Wakatobi Resor, keindahannya tak kalah pamor.
Cemara berlokasi di Jalan Waha, Kelurahan Sombu, Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi. Letaknya sekitar 100 meter dari jalan poros, spotnya tepat untuk melepas penat.
Pantai ini, menghadap langsung ke arah Laut Banda. Paling tepat berada disana saat petang, ketika matahari hampir terbenam.
Jika cuaca sedang cerah, sunset akan terlihat bulat sempurna dari Pantai Cemara Wakatobi. Saat itupula, akan membangkitkan kenangan dan rindu pulang ke kampung halaman.
Di sepanjang pantai, beberapa spot alami dan buatan, bisa jadi gambar menarik. Jika kamera dan cahayanya tepat, berswafoto disana serasa berada pantai-pantai terkenal di Bali.
Adapula warung makan yang bisa menyajikan santapan khas lokasl Wakatobi. Mulai dari kasuami, ikan parende berbagai jenis serta sayur-sayuran yang bernilai sangat mahal di perkotaan.
Kasuami, merupakan makanan pengganti nasi yang terbuat dari ubi kayu parut yang dikukus. Disajikan dalam bentuk kerucut dan bulatan, kasuami disana juga biasa dimasak dengan kacang-kacangan dan dibumbuhi minyak kelapa.
Sedangkan ikan parende, adalah ikan yang dimasak dengan kuah asam jawa. Biasanya, pemilik kedai menggunakan ikan jenis terbaik mulai dari jenis ikan sunu merah hingga ikan kakap putih.
Harga makanan di Wangi-wangi Wakatobi cukup murah bagi turis. Jika ingin menikmati makanan diluar Pantai Cemara, pengunjung bisa menuju warung diluar pantai, sekitar 10 menit perjalanan.
Untuk seporsi ikan sunu merah atau baronang berukuran besar yang bisa disantap 2 orang, bisa didapat dengan harga Rp 50 ribu. Harga ini termasuk dengan nasi dan sayur-sayuran segar.
Harga akan lebih murah jika gelombang di laut Wakatobi sedang teduh. Saat itu, jika membeli sendiri di pasar untuk dibakar di lokasi wisata, turis bisa mendapatkan ikan terbaik dengan harga Rp 25 ribu per ekor.
Masalah Sampah
Tidak hanya Pantai Cemara, masalah sampah seperti pemandangan umum di Wakatobi. Semua lokasi wisata pantai, kerap dipenuhi sampah saat pagi hari.
Sampah yang biasanya terapung di bibir pantai, jenis plastik dan logam yang berasal dari bungkusan minuman atau makanan. Biasanya, sampah yang entah berasal darimana itu, bisa terlihat terapung dinawa ombak.
Jika sudah begitu, petugas pembersih pantai yang repot. Kadang, setelah ada event pariwisata di Wakatobi, sampah bisa menumpuk 2 hingga 3 kali lipat.
“Sampah plastik biasanya terapung saat air surut. Itu kemudian jadi tugas kami untuk membersihkan,” ujar seorang wanita petugas cleaning service di Pantai Cemara.
Dia mengeluhkan, kadang pengunjung pantai sembarang membuang puntung rokok atau bekas makanan yang tak terurai di sembarang tempat. Padahal, pengelola pantai sudah menyediakan banyak tong sampah.
“Kadang mau ditegur dengan sopan, tapi dilarang sama pengelola demi kenyamanan turis,” ujar wanita yang kerap mendapati puntung rokok itu.
Dia mengungkapkan, gaji yang didapatkan sebulan sebagai pembersih sampah di Pantai Cemara, sekitar Rp 700 ribu. Hanya bekerja 2-3 jam sehari, dia bekerja bersama rekan-rekannya membersihkan sampah yang ditinggalkan berserak oleh pengunjung.
Kadis Pariwisata Wakatobi, Nadar, menyatakan saat ini pemerintah daerah sedang gencar-gencarnya memerangi sampah. Aksi ini, sudah dilakukan bertahun-tahun dengan melibatkan semua elemen masyarakat. Bahkan, kampanye soal sampah beberapa kali digaungkan.
“Namun, perlu diketahui, sampah di Wakatobi kadang berasal dari daerah lainnya yang dibawa oleh arus laut. Kami berusaha agar ini tidak berdampak pada sektor wisata sehingga kesadaran masyarakat adalah kuncinya,” ujar Nadar.