Connect with us

HUKRIM

Kakek Cerdik di Kendari Nekat Cabuli Cucunya, Bikin Polisi Kurang Bukti

Published

on

Surat Laporan.

KendariMerdeka.com, Kendari – Seorang kakek di Kota Kendari berurusan dengan polisi usai diduga mencabuli seorang bocah. Diduga, pencabulan terhadap anak berinisial NAA (3) itu terjadi sejak April 2020 di Kelurahan Sambuli, Kecamatan Abeli, Kamis (16/4/2020).

Dari pengakuan bocah NAA, pelakunya adalah kakeknya sendiri berinisial Dr. Pengakuan bocah ingusan itu, diceritakan ayah korban yang diketahui berinisial A.

Dia mengungkapkan, awal perbuatan mertuanya terungkap saat anaknya berada di kediaman mertuanya, Kamis (16/4/2020). Kemudian, saat NAA pulang, Ibunya mengantar anaknya buang air kecil di kamar mandi sebelum tidur malam.

Pada saat di kamar mandi, anaknya tidak bisa mengeluarkan kencing karena merasa kesakitan pada alat vitalnya.

“Pada saat anak saya mengeluh kesakitan di alat vitalnya, istri saya langsung periksa alat vital anak saya. Istri saya kaget, ada luka di alat vitalnya,” ungkapnya saat ditemui di Kendari, 2 Juni 2020.

Kaget, ibu NAA kemudian menanyakan asal luka itu. Bocah ingusan itu kemudian mengaku kakeknya yang melakukan tindakan asusila kepada dirinya.

Tidak menunggu waktu lama, A langsung melaporkan kepada Kepolisian Sektor Abeli dibuktikan dengan No Laporan: LP/16/IV/2020/Sultra/Res Kdi/Siaga Sek Abeli tanggal 17 April 2020 bertempat di Kelurahan Sambuli, Kecamatan Abeli, Kota Kendari.

“Setelah kami lapor, Penyidik menyarankan kami untuk melakukan visum di RS Bhayangkara,” katanya.

“Keterangan dokter Forensik RS Bhayangkara, hasilnya positif ada bekas luka di alat vital. Dari ciri ciri luka itu merupakan tindakan asusila,” ungkap A.

Anaknya saat ditanya dari Kepolisian maupun keluarga tidak merubah pernyataannya. NAA tetap mengaku, kakeknya Dr yang melakukan tindakan asusila terhadap dirinya.

“Anak saya sudah ditanya sama penyidik ia sebut nenek Dr pelakunya. Tapi Kepolisian juga meminta selalu bertanya sama anak saya siapa tau pernyataan anak saya berubah. Tapi sampai hari ini, pernyataan anak saya tidak pernah berubah. Ia selalu katakan kakeknya pelakunya,” paparnya.

Namun, orang tua NAA kecewa dengan lambannya proses hukum Kepolisian. Pasalnya, pelaku sampai sekarang masih berkeliaran dan tidak dilakukan penahanan.

“Saya mau berbuat tindakan sendiri karena malu. Tapi selalu dilarang sama Kepolisian jangan mengambil langkah sendiri. Tapi Kepolisian juga sampai sekarang belum ada perkembangan proses hukum kepada mertua saya ini,” katanya.

“Alasan tidak ditahan karena tidak cukup alat bukti,” katanya lagi.

Kapolsek Abeli Inspektur Polisi Satu (Iptu) La Ode Arsangka membenarkan kasus asusila dibawa umur yang dialami NAA, dari pengakuan Kapolsek, sudah melakukan pemeriksaan beberapa saksi. Namun seluruh saksi yang diperiksa belum ada yang menunjuk langsung bahwa kakenya adalah pelakunya.

“Dari semua saksi yang kami periksa tidak ada yang menunjuk bahwa kakeknya pelakunya,” ujarnya.

Ia menambahkan, meminta kepada keluarga korban, jika ada saksi yang bisa menunjuk langsung siapa pelaku asusila kepada NAA untuk segera melaporkan ke Polsek Abeli.

“Betul anak itu korban asusila. Tapi kami masih kekurangan alat bukti,” alibinya.

“Terlapor yang merupakan kakek NAA saat diperiksa tidak mengakui,” pungkas La Ode Arsangka.

Diketahui, dalam kasus ini Kepolisian sudah memiliki dua alat bukti. Yakni pengakuan dari korban dan hasil visum RS Bhayangkara Kendari. Namun, Kepolisian belum menetapkan terduga pelaku pencabulan inisial Dr sebagai tersangka.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUKRIM

Polemik Tambang Batu Ilegal di Bombana, FMPB Menduga Ada Peran Oknum Pejabat Pemda Hingga Polisi

Published

on

KENDARI – Penanganan kasus dugaan penambangan batu ilegal di Desa Mambo, Kecamatan Poleang Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menjadi sorotan. Pasalnya, hingga saat ini polemik pengrebekan tambang batu tersebut masih menimbang pernyataan bagaimana tindak lanjut Kepolisian Resor (Polres) Bombana.

Koordinator Forum Masyarakat Peduli Bombana (FMPB), Haslin Hatta Yahya dalam keterangan tertulisnya mengatakan, Polres Bombana harus segera memberi kepastian seperti apa tindak lanjut pengerebekan tambang batu yang disebut-sebut ilegal tersebut.

“Polemik pengrebekan tambang batu di Kecamatan Poleang Timur yang dilakukan oleh Polres Bombana kita belum tau bagaimna perkembangannya, ini harus segera  dituntaskan agar tidak menimbulkan kegaduhan,” kata Haslin, Senin (13/01/2025).

Untuk itu Haslin meminta Polres Bombana segera mengumumkan siapa saja orang yang telah dipanggil, termasuk memeriksa sejumlah orang yang disebut-sebut diduga terlibat.

“Kami meminta Polres Bombana segera mungkin mengumumkan siapa-siapa yang telah diperiksa, termasuk harus memanggil sejumlah orang yang disebut-sebut diduga terlibat,” pintanya.

Menurut Haslin, ada beberapa yang disebut-sebut sebagai penanggung jawab dalam aktivitas tambang batu ilegal tersebut, salah satunya pejabat dilingkup Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Bombana hingga mencuatnya dugaan bekingan dari oknum anggota polisi.

“Informasi yang terakhir kami dapat, ada salah satu pejabat di Dinas PT PTSP, yakni Sekdis dan juga oknum anggota polisi yang diduga terlibat dalam aktivitas tambang itu. Jadi menurut saya mereka harus dipangil supaya ada kepastian kebenaran informasinya, seperti apa keterlibatan mereka,” ungkapnya.

Secara kelembagaan Haslin mendukung penuh langkah Polres dalam mengusut tuntas polemik pertambangan secara ilegal di wilayah Bombana.

“Tidak ada alasan untuk tidak tuntaskan, apa lagi ada yang disebut-sebut keterlibatan pejabat didalamnya yang diduga terlibat. Makanya kita mendukung dan mendesak Polres Bombana memeriksa dan memanggil semua yang diduga terlibat tampa pandang bulu,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Reskrim Polres Bombana bersama jajaran Polsek Poleang melakukan penggerebekan tambang batu Ilegal di Desa Mambo pada 25 November 2024.

Kasat Reskrim Polres Bombana, IPTU Yudha Febry Widanarko bersama Kapolsek Poleang Timur, IPDA Muh. Fajar Aswan memimpin langsung pengecekan di lokasi tersebut sekitar pukul 18.50 Wita. Di lokasi, tim menemukan 1 unit alat berat excavator merek Santui yang tidak dioperasikan.

Kapolres Bombana yang saat itu masih dijabat oleh AKBP Roni Syahendra mengungkapkan, sebagai rencana tindak lanjut, SatReskrim Polres Bombana akan melakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak terkait, termasuk pemilik dan pengelola tambang.

“Kami akan berkoordinasi dengan Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Tenggara akan dilakukan untuk menindaklanjuti kasus ini,” ungkap AKBP Roni.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Bombana, IPTU Yudha Febry Widanarko menegaskan komitmennya untuk menindak tegas aktivitas tambang ilegal yang merugikan lingkungan dan masyarakat. Namun, hingga kini Polres Bombana belum menetapkan tersangka dalam perkara ini.

“Untuk perkara dugaan tambang batu ilegal masih tahap pemeriksaan saksi. Nanti kalau sudah selesai kami berikan keterangan lebih lanjut,” ucap IPTU Yudha Febry Widanarko, Selasa (7/1/2025) lalu.

Continue Reading

Berita

Polisi Ungkap Identitas Jasad Pria Dalam Kamar Hotel Kendari

Published

on

Proses evakuasi jasad korban (AKB) olehTim Inafis Bhayangkara Kendari untuk menjalani pemeriksaan forensik

KENDARIMERDEKA.COM, KENDARI – Sesosok jasad Pria dengan sejumlah luka tusuk ditemukan dalam sebuah kamar Hotel di Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Jumat (10/1/2025) sore.

Hasil identifikasi awal, Kepolisian menyebut, diduga kuat jasad tersebut merupakan korban pembunuhan sebab ditemukan beberapa luka pada tubuh, serta bercak darah disekitar mayat

“Diduga kuat, korban pembunuhan, ” Ujar Kasat Reskrim Polres Kendari AKP Nirwan Fakaubun

Sementara, Resepsionis Hotel bernama Putri (nama samaran) mengatakan, penemuan mayat bermula, saat dirinya hendak mengingatkan waktu sewa kamar yang telah habis dan mendatangi kamar korban. Melihat tidak ada respon dari korban, pihak Hotel lalu membuka kamar dengan kunci cadangan dan menemukan korban dalam posisi terlentang dengan selimut menutupi separuh tubuh.

“Kami kira orang mabuk. Tapi saat di cek kembali, kami cium bau busuk. sudah meninggal orangnya,” bebernya

AKP Nirwan Fakaubun, menjelaskan, Hasil pendalaman mengungkap, korban bernama Abdul Kadir Bahar (AKB) warga kelahiran Muna sulawesi tenggara, yang juga salah satu pegawai Dinas Kesehatan Kabuupaten Muna.

“Korban ditemukan berlumur darah dengan luka akibat tusukan benda tajam diarea dagu, lengan dan leher. sebuah sarung sajam juga ditemukan dekat mayat, ” Ungkapnya

Selanjutnya kata dia, Korban lalu dibawa tim Inafish menuju RS Bhayangkara Kota kendari untuk melakukan pemeriksaan awal. Saat ini pihak kepolisian masih melakukan pendalaman serta berkordinasi dengan pihak keluarga korban.

“Kami juga sudah mengamankan satu buah mini sedan milik korban yang terparkir di area Hotel, ” tutupnya

 

 

Continue Reading

HUKRIM

Polres Bombana Diminta Segera Ungkap Pelaku Tambang Batu Ilegal di Poleang Timur

Published

on

KENDARI – Koordinator Forum Masyarakat Peduli Bombana (FMPB), Haslin Hatta Yahya ikut menyikapi polemik penggerebekan tambang batu Ilegal yang berada di Desa Mambo, Kecamatan Poleang Timur, Kabupaten Bombana.

Diketahui, sejak digrebek pada akhir Desember 2024 lalu, hingga kini Polres Bombana diduga belum memberikan kepastian hukum siapa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut. Haslin mengatakan, polemik pengrebekan tambang batu tersebut menimbulkan pertanyaan ada apa dengan kinerja Polres Bombana.

“Inikan menjadi pernyataan, kenapa sampai saat ini belum ada kepastian hukum. Padahal persoalan ini sejak bulan Desember 2024 kemarin di gerebek sama Polres Bombana sendiri,” kata Haslin.

Ia menyebut, Polres Bombana seharusnya segera memberikan kepastian hukum agar tidak menimbulkan kecurigan terhadap kinerja aparat penegak hukum (APH).

“Apa yang jadi persoalan, kenapa harus dibiarkan berlarut-larut. Harusnya disampaikan sudah seperti apa perkembangannya, agar tidak menimbulkan kecurigan, Nanti terkesan Bahwa Aparat Penegak Hukum kalah oleh mafia mafia yang telah melakukan dengan sengaja melakukan penambangan batu ilegal” ungkapnya.

Untuk itu, ia mendesak Polres Bombana segera memberikan kejelasan terhadap perkembangan kasus pengrebekan tambang batu Ilegal tersebut.

“Kami mendesak Polres Bombana agar segera mungkin menetapkan tersangka dalam kasus ini,” pintarnya.

Lebih lanjut Haslin menegaskan, akan ikut mengawal polemik pengrebekan tambang batu tersebut.

“Kami pastikan kalo persoalan ini tidak ada kepastian hukum, maka kami akan turun di lapangan mendesak langsung Kapolres Bombana yang baru agar menetapkan tersangka,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Reskrim Polres Bombana bersama jajaran Polsek Poleang melakukan penggerebekan tambang batu Ilegal di Desa Mambo pada 25 November 2024.

Kasat Reskrim Polres Bombana, IPTU Yudha Febry Widanarko bersama Kapolsek Poleang Timur, IPDA Muh. Fajar Aswan memimpin langsung pengecekan di lokasi tersebut sekitar pukul 18.50 Wita. Di lokasi, tim menemukan 1 unit alat berat excavator merek Santui yang tidak dioperasikan.

Continue Reading

Trending