KendariMerdeka.com, Kendari – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal mendorong rehabilitasi sarana dan prasarana olahraga di Gedung Olahraga Dayung Kota Kendari melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR)
Kadispora Sultra, Yusmin mengakui, semua yang ada di kawasan olahraga tersebut perlu perbaikan dan perawatan. Diantaranya, gudang perahu, GOR asrama dayung, dan tribun asrama.
Selama ini kata Yusmin, pemanfaatannya pun menurut dia tidak maksimal karena kondisinya yang memprihatinkan.
Ada beberapa venue yang sekarang kondisinya sudah tidak digunakan, atau tidak dimanfatkan karena terbentur dengan pemeliharaan.
“Ini bukan asrama. Tapi kawasan kumuh. Sekarang saya yang akan berusaha untuk bangun. Kasian atlet kita, tidur ditempat tak layak. Semua tempat tidak layak,” ujarnya saat ditemui di GOR dayung, Kamis (11/2/2021).
Dia berharap proses rehabilitasi GOR dayung disegerakan. Pasalnya Yusmin mengaku, para atlet mengeluhkan sarana olahraga yang dikatakan tidak representatif untuk ditinggali dan dipakai berlatih.
Ketgam: Kondisi Tribun GOR Dayung.
“Memang tidak ada anggarannya. Tapi, saya yang akan adakan anggarannya, banyak Pengusaha-pengusaha kita yang bisa salurkan CSRnya dalam memperhatikan atlet Sultra. Banyak yang mau, nanti bisa kita upayakan lewat CSR,” katanya.
Yusmin berujar, dia akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar dana CSR dari pengusaha atau perusahaan tidak menjadi Pungli atau menabrak aturan. Seperti, Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, Inspektorat Sulawesi Tenggara, dan Instansi terkait
“Kita buatkan regulasi, kasih saya waktu tiga bulan untuk bangun Asrama Dayung dan waktu tiga bulan ini terhitung sejak hari ini,” tegas Yusmin.
Ketgam: Kadispora Sultra bersama Sekretaris Koni Sultra meninjau gudang perahu.
Di tempat terpisah, Atlet Dayung Jumrin mengungkapkan, selain gedung olahraga dayung yang mulai rapuh, air bersih juga menjadi keluhan para atlet. Pasalnya, air yang digunakan oleh atlet berasal dari puncak gunung dan selalu mengalami kemacetan.
“Kita (Atlet_Red) kalau tidak ada air kami selalu pergi ke Kantor Pemadam. Karena air hanya jalan selama dua jam, air tidak cukup karena kami banyak di Asrama Dayung,” ungkapnya.
Pelatih Rowing Dayung, Jamaludin juga mengaku sangat terpukul saat memantau asrama yang bangunannya sudah sangat kumuh. Dia sangat kecewa karena sejak Tahun 1991 dibangun, asrama ini tak pernah ditengok.
“Baru Pak Plt Kadis Ini pak Yusmin yang memantau. Dan kami punya harapan besar dengan pak Yusmin,” harapnya.