KendariMerdeka – Nama Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, mendadak terkenal, dengan masuknya investasi asing berdera PT Virtue Dragon Nikel Industri lima tahun lalu. Wajah daerah ini kemudian beruah drastis. Dari sebelumnya sebagai daerah dengan tingkat pendudukan yang yaris tidak ada, hingga bak menjadi kota metropolitan.
Selama 24 jam Morosi tidak pernah tidur. Aktivitas manusia disana begitu luar biasa. Orang-orang keluar dan masuk hanya untuk kerja. Ditambah lagi banyak masyarakat mencari rejeki seperti membuka tempat rumah singgah untuk makan dan minum. Hasilnya sangat meninkat dan dirasakan betul oleh masyarakat disana.
Sabtu 17 Agustus 2019 lalu, PT VDNI di Morosi, sebuah perusahaan milik Cina melakukan upacara pengibaran bendera merah putih. Perayaan hari ulang tahun Indonesia itu berjalan dengan baik dan penuh kegembiraan. Perusahaan ini mencoba membuat background nasionalisme atau cinta tanah air Indonesia disana. Perayaan itu juga tercatat sudah kali keempat dan merupakan agenda rutin perusahaan.
PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), salah satu perusahaan bergerak disektor pertambangan di Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, untuk yang pertama kalinya merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 Kemerdekaan RI di kawasan pabrik smelter, Jumat.
“Upacara perayaan hari Kemerdekaan RI ke-74 yang kami laksanakan saat ini merupakan salah satu cara kita untuk menghormati Indonesia sebagai negara yang merdeka,” kata Direktur PT VDNI Tony Zhou.
Tujuh puluh empat tahun kemerdekaan bangsa Indonesia katanya adalah hal yang tak ternilai harganya. Kemerdekaan yang dirasakan saat ini, dapat terwujud karena komitmen yang sangat kuat para pendahulu, para pejuang dan pemimpin untuk dapat mewujudkan cita-cita menjadi bangsa dan negara yang mandiri dan berdaulat.
“Kami berharap upacara ini adalah agenda tahunan dari kami,” jelasnya.
Penyerapan Tenaga Kerja Lokal Agenda Prioritas
Tony Zhou dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa, pertama kali hadir di Sultra tepatnya di Morosi, Konawe, ia beranggapan bahwa wilayah Morosi harus sejahtera. Terlebih lagi ia bercita-cita akan membangun Konawe dan Sultra melalui investasi yang ia lakukan dengan pemerintah.
“Yah itu harapan saya. Harus sejahtera masyarakatnya. Kehadiran kami disini bukan semata-mata investasi tetapi harus memberi dampak positif terjadap peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Bicara soal kesejahteraan tidak saja dilihat dari kondisi masyarakat lingkar PT VDNI sebagai perusahaan pemurnian ore nikel. Ada sisi lain katanya yang bisa diukur sebagai kinerja perusahaan untuk meningkatkan nilai pendapatan masyarakat. Yaitu kata Tony berupa penyerapan tenaga kerja.
Tenaga kerja lokal katanya menjadi prioritas perusahaan. Ada banyak posisi dan tawaran pekerjaan yang bisa dilakukan oleh tenaga kerja lokal di VDNI. Bayangkan saja kata dia, lima tahun pertama untuk penyerapan tenaga kerja lokal baik yang ada di Konawe maupun luar Konawe mencapai 10 ribu orang.
“Data tenaga kerja kami untuk lokal sudah mencapai sepuluh ribu orang. Sedangkan tenaga kerja dari Cina hanya delapan ratus orang,” katanya dengan merincikan tenaga kerja Indonesia mencapai 8975 orang. 60% berasal dari Kabupaten Konawe, 33% luar Kabupaten Konawe.
Melihat itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, menyuport langkah perusahaan untuk mementingkan penyerapan tenaga kerja lokal. Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Saemu Alwi menjelaskan, pemerintah juga mendorong perusahaan untuk lebih mementingkan tenaga kerja dari daerah. Pemerintah akan bantu menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten.
“Kami banyak melakukan pelatihan teknis untuk SDM kita. Sehingga dapat dipakai dan benar-benar profesional. Untuk tenaga kerja lokal kita memang, dilatih untuk menghadapi investasi seperti VDNI dan OSS itu,” kata Saemu di kantornya, Jumat 16 Agustus 2019.
Namun begitu, lebih jauh Saemu Alwi menerangkan, pihaknya juga akan tetap melakukan pengawasan dengan bekerja sama dengan banyak pihak untuk isu TKA. Ia akan menggandeng Imigrasi dengan melakukan suping tenaga kerja. Ia juga bersyukur jika penyerapan tenaga kerja lokal dapat dilakukan. Tidak saja disatu perusahaan melainkan semua perusahaan yang melakukan investasi di Sultra.
Nilai Pendapatan Yang Meningkat
Hadirnya perusahaan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS), telah membuktikan akan peningkatan nilai pendapatan masyarakat. Contohnya soal adanya warung-warung penyedia berbagai merek makan dan minum disekitar perusahaan. Para pedagang banyak mendapatkan keuntungan dari proses jual beli itu.
Saya menemui pemilik warung makan seafood di lingkar perusahaan. Ia menjabarkan soal nilai pendapatannya per hari dari hadirnya investasi tersebut. Sedikitnya ia bisa meraup keuntungan dengan nominal Rp 4 juta perhari. Ini ia dapatkan dari penjualan makanan seafood kepada tenaga kerja dari dalam perusahaan. Baik lokal maupun TKA.
“Anak buah saya lima ada tukang masak dan pelayan. Semuanya digaji sesuai upah yang ditetapkan pemerintah daerah,” kata April.
Jumlah Rp 4 juta per hari itu katanya, sudah ia keluarkan untuk biaya lain-lain seperti gaji karyawan, sewa tempat dan belanja modalnya. Ia tidak menampik bahwa hadirnya perusahaan telah banyak merubah penghasilannya. Jauh dari warung April saya menemui Warni, perempuan pedagang aneka bakso.
“Kalau saya karena habis istirahat satu tahun. Ini baru menjual lagi. Kalau penghasilan mencapai Rp 1.5 perharinya,” jelasnya.(***)
KENDARI – Di bawah kepemimpinan Anton Timbang, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara terus berinovasi dalam mendorong potensi perekonomian di Sultra.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Sultra, Sastra Alamsyah saat menyampaikan sambutanya di acara Work shop pasar modal dengan tema GO BIG WITH GO PUBLIC, Kamis 24 Agustus 2023.
Diketahui, kegiatan Go Big With Go Public itu membahas pengembangan ekonomi di Bumi Anoa (Sultra). Adapun beberapa narasumber yang terlibat diantaranya Arjaya Dwi Raya Kepala OJK Sultra, Jeffrey Hendrik Direktur BEI dan beberapa narasumber lainya.
Dalam kesempatan itu, Sastra Alamsyah menjelaskan bahwa potensi ekonomi di Sultra sangat besar, mulai dari sektor pertambangan, pertanian, peternakan , industri dan pelaku usaha mikro kecil menengah atau UMKM.
“Potensi di daerah kita (Sultra) sangat melimpah dan ini pontensi besar jika di kembangkan secara bersama,” kata Sastra sapaan akrab Waketum Kadin Sultra.
Menurut Sastra, jika semua potensi itu dikelola dengan baik maka UMKM di Sultra akan tumbuh dan berkembang.
“Ketua Umum Kadin Sultra bapak Anton Timbang juga menekankan agar pelaku usaha di Sultra dapat naik kelas di setiap bisnis dan potensi yang ada, bukan hanya skala lokal melainkan hingga di level nasional,” pungkas Sastra.
KENDARI – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong peningkatan kapasitas bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). KADIN Sultra kini mulai menyasar para pedagang yang ada di Pasar Wayong Kota Kendari.
Penguatan dilakukan KADIN Sultra dalam mendorong agar seluruh pedagang yang ada di Pasar Wayong memiliki legalitas badan usaha. Badan usaha itu yakni Perseroan Perorangan karena dipandang penting jika pelaku usaha (pedagang) memiliki dokumen tersebut.
Wakil Ketua Umum KADIN Sultra, Sastra Alamsyah menjelaskan bahwa KADIN Sultra terus mendorong para pelaku usaha/pedagang agar makin kuat dan tangguh di era saat ini. Salah satunya dengan memberikan legalitas badan usaha atau Perseroan Perorangan bagi pedagang.
“Jika pedagang Pasar Wayong memiliki badan usaha Perseroan Perorangan itu akan mempermudah untuk mengembangkan jualan dan usaha mereka,” kata Sastra Alamsyah
Langkah awal kata Sastra, KADIN bersama dengan Polda Sultra dan Perumda Pasar Kota Kendari melakukan pertemuan dengan para pedagang Pasar Wayong melalui Focus Group Discussion (FGD) pada Jum’at malam 19 Agustus 2023. di Pasar Wayong.
“Dalam FGD itu kami kemas ala pasar agar para pedagang lebih mudah memahami apa yang dimaksud dengan pembuatan Perseroan Perorangan,” jelas Sastra.
Menurut Sastra, dalam pemberian dokumen pedagang tidak dibebankan biaya. Pedagang akan mendapat Perseroan Perorangansecara gratis, cukup menyiapkan KTP, NPWP dan Email maka legalitas tersebut sudah dapat diproses.
“Kami akan terus mendorong pelaku usaha pedagang diPasar Wayong agar makin memiliki nilai tawar dan peningkatan/pengembangan usahanya,” pungkas pria yang baru saja meraih gelar Insinyur di Kota Makassar.
Di tempat yang sama, Direktur Perumda Pasar Kota Kendari Saipuddin mengatakan, dengan adanya pertemuan malam ini bersama dengan KADIN Sultra dan Polda Sultra Bidang Ekonomi dan UMKM akan menjadi peluang besar bagi para pedagang untuk meningkatkan usaha mereka.
“Ini peluang besar bagi pedagang Pasar Wayong untuk mengembangkan usaha apa lagi dibantu dan gratis,” ucap mantan aktivis HMI Provinsi Sultra itu.
Hal senada juga dituturkan oleh Kompol Rahman Dundu, S.Sos Kasubdit Ekonomi Dit Intelkam Polda Sultra. Kata Rahman Dundu, Polda Sultra siap membantu para pedagang jika mendapatkan hambatan dalam pengurusan Perseroan Perorangan.
“Kami akan mengawal jika ada hambatan pengurusan dokumen tersebut,” ucap Rahman Dundu saat bersama pedagang Pasar Wayong.
KENDARI – Keputusan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk mendorong pemakaian aspal Buton secara nasional mendapat respons positif dari Ketua Umum Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kadin Indonesia, Silverius Oscar Unggul.
Dukungan Silverius Oscar Unggul tersebut disampaikan, seusai menghadiri diskusi Potensi Komoditas Hutan dan Multi Usaha Kehutanan bersama Kadin Sultra, di Aula Kadin Sultra di Jalan Brigjen Yoenoes Madjid Kendari, Jumat (9/6/2023) kemarin.
Silverius menjelasakan, bahwa aspal Buton sangat bagus untuk didukung. Sebab, dampak lingkungannya rendah, beda dengan hotmix yang di olah dengan minyak bumi.
“Terkait dengan aspal, saya kira kaitannya dengan Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hotmix kan diolah dari minyak bumi. Sementara kita tahu pertambangan aspal kan sebenarnya kecil-kecil aja kan tidak terlalu over (lebih), dan sebenarnya dampak lingkungannya juga lebih sedikit dibandingkan dengan yang lainnya. Saya kira itu sangat bagus untuk didukung,” ujar Silverius.
“Saya lihat dari sisi lingkungannya bagus untuk di dorong, dan saya kira Kadin mendukung ya waktu itu pak Ketum Kadin Sultra sudah usulkan sama Ketum,” lanjutnya.
Ia menambahkan, bahwa sebagai pengurus yang membidangi Lingkungan dan Kehutanan pihaknya sangat mendukung penggunaan aspal Buton.
“Saya lebih baik itu, karena itu kan dampak pertambangannya lebih kecil apalagi dengan isu claimer check sekarang hotmix dan lain-lain yang paling banyak di sorot,” tutupnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Ketua Umum Kadin Sultra Anton Timbang menyampaikan kesiapannya mendorong pemakaian Aspal Buton secara nasional. Hal ini Anton sampaikan saat memberikan keterangan pers kepada sejumlah awak media usai memantaupelaksanaan pasar murah di halaman upacara Kantor Camat Baruga, Kota Kendari, Rabu (13/4/2023) lalu.
Menurutnya, langkah awal untuk mewujudkan program tersebut pihaknya akan mengajak Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten/kota se-Sultra agar menjadi contoh penggunaan aspal Buton. Karena, di Indonesia salah satu daerah pemilik aspal dengan stok terbanyak itu adalah aspal Buton, Sultra.
“Saya ingin mengajak serta minta dukungan kepada seluruh kepala daerah, baik Pemprov maupun Pemda se-Sulawesi Tenggara (Gubernur, Bupati dan Wali Kota red), kalau bisa menjadikan contoh lebih awal dalam rangka penggunaan aspal Buton. Jadi kita dulu yang menjadi contohnya, mulai dari pelaksanaan di jalan-jalan provinsi maupun penggunaannya di ruas-ruas jalan di kabupaten dan kota se-Sultra,” ujar Anton Timbang.
Keseriusannya itu, kata AT, dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang Ketua Umum Kadin seluruh Indonesia untuk mempresentasikan segala sesuatunya, mulai dari kualitas hingga ketersedian bahan baku aspal yang ada di Buton.
“Nanti saya akan mempresentasikan bahwa aspal itu sangat luar biasa. Memang selama ini kami terkendala dengan tidak adanya regulasi penekanan penggunannya. Olehnya itu, saya sebagai Ketua Umum Kadin meminta kepada Pemprov Sulawesi Tenggara, kabupaten dan kota, serta seluruh komponen yang ada pada saat pengusulan untuk penggunaan aspal itu sudah menunjuk aspal Buton yang dibutuhkannya,” tandasnya.
“Kalau stok aspal sesuai dengan data, dan potensi yang ada itu masih ada sekitar 360 tahun. Jadi tidak akan pernah habis itu aspal Buton kita, karena memang selama ini belum pernah di eksplorasi. Selama ini penggunaannya mungkin belum banyak lah, selama ini yang kita gunakan adalah impor semua. Nah mudah-mudahan ke depan tahun 2024 pemerintah pusat konsisten betul menggunakan aspal Buton untuk pengaspalan di seluruh wilayah Indonesia,” pungkasnya.