Connect with us

Pariwisata

Dinas Pariwisata Rancang Aturan Pengaktifan Tempat Wisata Jelang New Normal

Penulis: Hamid

Published

on

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sultra, I Gede Panca.

KendariMerdeka.com, Kendari – Jelang penerapan New Normal di beberapa wilayah berstatus zona hijau di Sulawesi Tenggara (Sultra) Dinas Pariwisata telah menyiapkan beberapa aturan yang harus diterapkan destinasi wisata untuk dapat beroperasi.

Hal ini seiring dengan instruksi Presiden Republik indonesia Joko Widodo yang menginstruksikan penerapan protokoler Covid-19 di sektor pariwisata yang akan beroprasi jelang New Normal.

Ditemui KendariMerdeka.com saat menghadiri undangan pelantikan di Rujab Gubernur Sultra, Senin (8/6/2020). Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sultra, I Gede Panca mengatakan pihaknya masih dalam fase menyiapkan fasilitas-fasilitas yang diperlukan di destinasi wisata untuk menjamin atau memastikan bahwa protokol kesehatan di destinasi wisata.

“Kesiapan ini, kami akan menyiapkan fasilitas berupa, wastafel portable, masker, termo scaner, kemudian menghitung kapasitas wisatawan yang datang. Inilah yang sedang disiapkan oleh dinas pariwisata sekarang,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan beberapa protokol kesehatan yang harus diterapkan destinasi wisata saat beroperasi di tengah New Normal.

“Destinasi wisata yang akan beroperasi harus dengan satu pintu (sentralisasi pengunjung), yang kedua ketika masuk harus melakukan ceking suhu, yang ketiga cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir kemudian wajib menggunakan masker kemudian menghitung kapasitas setiap destinasi wisata agar tidak over kapasitas sehingga jarak antara kelompok pengunjung masih bisa di atur, ” jelas I Gede.

Ia menuturkan, new normal ini adalah bagaimana menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Wakil Bupati Konawe Optimis Wajah Pulau Bokori Secantik Maladewa di Tangan Investor

Penulis : Juharni

Published

on

KendariMerdeka.com, Konawe – Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara optimis Pulau Bokori akan berubah secantik pulau viral di Samudera Hindia yakni Maladewa. Adanya investor yang diberi kepercayaan untuk mengelola Pulau Bokori sesuai dengan program yang terkoneksi antara pemerintah Provinsi dan Kabupaten Konawe.

Ditemui awak media 15 Desember 2020, beliau mengatakan: “Kita berikan apresiasi yang besar kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara atas langkah langkah dalam sektor pariwisata khususnya” ujarnya.

Seperti diketahui pulau yang dulunya tempat bertelur penyu sebelum akhirnya dihuni manusia ini, memang memiliki keindahan tersendiri. Itulah salah satu alasan mengapa pulau kecil di Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe ini menjadi incaran investor. Menurut wakil bupati konawe, rencananya bokori akan disulap menjadi pulau maladewa dan tentu saja bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan negeri yang senang berpetualang ke tempat-tempat indah. Proses pengerjaan sementara berjalan dimana nanti akan dibangun fasilitas penunjang seperti villa, resort dan hotel bintang lima.

Untuk masalah pengelolaannya saat ini belum bisa ditentukan akan diserahkan kepada Pemprov atau Pemkab Konawe. Jadi untuk sementara proses tersebut dibiarkan berjalan dulu hingga selesai dalam perkiraan waktu selama satu atau dua tahun kedepan.

Pemkab sendiri tidak mempermasalahkan siapa yang akan mengelola,seiring berjalannya proses pengerjaan, maka soal pengelolaan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan dibicarakan antara Pemrov dan Pemkab terkait.

Continue Reading

Berita

Vania Nathania Eliza Juarai Ajang Pesona Batik Nusantara Internasional

Published

on

Vania Nathania Eliza

KendariMerdeka.com – Ajang Pesona Batik Nusantara Internasional Tahun 2020 digelar oleh Kementerian Pariwisata, baru saja usai. Tercatat, ada satu nama gadis cilik asal Kendari , Sulawesi tenggara yang sukses meraih juara dalam even tersebut. Dia bernama, Vania Nathania Eliza, putri dari seorang Pengusaha Lokal di Sultra.

Vania , sapaan akrabnya , didaulat menjadi juara terfavorit di semua kategori dan Juara 1 Pemilihan Putra Putri Pesona Batik Nusantara internasional kategori B usia 9-11 tahun .Ia berhasil mengungguli 60 Perserta Kategori B lainnya.

Vania Nathania yang baru berumur 10 Tahun ini tercatat masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar SDN 84 kendari (kuncup pertiwi) . Atas kemolekannya menampilkan busana Kombinasi batik, dia mendapat hadiah tiket untuk berlibur ke Jakarta – Singapura , pulang pergi.

Prestasi yang diraih Vania menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi sang ibu, Yulita Tangke. Menurut Yulita, capaian ini merupakan hal yang istimewa. Pasalnya, anaknya tak hanya bisa menyisihkan 60 peserta lain dari berbagai Provinsi. Ia bangga karena anaknya menjadi juara satu pemilihan putra Putri pesona batik nusantara internasional dan juara tervavorit dari seluruh kategori .

“Secara pribadi saya sangat bangga. Karena, membawa nama Kota Kendari, walaupun ajang busana batik ini dicapai secara individu,”kata Yulita.

Kegiatan ini, lanjutnya, telah dilangsungkan sejak 6 hingga 8 Maret lalu. Vania yang merupakan putri bungsu ini dari pasangan Anton Timbang dan Yulita Tangke ini juga mendapatkan Mahkota, karena meraih SMS terbanyak dari seluruh kategori , dengan Jumlah SMS mencapai 9.285 , sehingga ia mendapatkan predikat kategori terfaforit.

Sementara itu, sang ayah, Anton Timbang sangat mengapresiasi capaian prestasi puterinya ini. Ia tak menyangka di event berskala nasional ini puterinya mampu menorehkan prestasi yang sangat membanggakan.

“Ini termasuk yang luar biasa bagi saya. Awalnya saya kira ini hanya event biasa. Namun ternyata, ini disaksikan oleh Deputi-deputi dari Kementerian Pariwsiata ” ucap Anton Timbang.

Continue Reading

Feature

Sambut Pagi di Bukit Padamarang, Negeri Diatas Awan Teluk Bone

Penulis: Redaksi

Published

on

Pemandangan Bukit Padamarang di Kolaka, Sulawesi Tenggara.

KendariMerdeka.com – Masih asing terdengar di telinga orang awam, ketika menyebut Pantai Padamarang. Berada di Pulau Padamarang Desa Towua, Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka.

Padamarang, terbentang di gugusan pulau di Teluk Bone, dekat dengan daratan Kolaka. Dari pesawat udara perjalanan rute Makassar-Kendari, Ia paling besar dan berbentuk seperti bintang laut diantara 6 pulau kecil lainnya.
Pantainya, terhampar dari pasir putih yang tak kalah dengan pantai lain yang lebih populer di Kolaka. Saat udara cerah, pantai ini bisa dijadikan tempat tepat untuk berjemur atau bersantai bersama kerabat.

Menghadap langsung daratan Kolaka, pada musim-musim tertentu, ada jenis ikan paus bintik yang biasa melintas di wilayah perairan Pantai Padamarang. Bagi yang beruntung melihat, jenis ikan ini kadang berenang bergerombol atau sendiri.

Cocok untuk para pemburu ketenangan, kondisi gelombang di sepanjang pantai tidak terlalu besar. Namun, saat musim angin Barat yang mulai bertiup akhir Desember hingga awal tahun, ombak di pantai bisa setinggi satu meter bahkan lebih.

Lama, salah seorang pemandu wisata di Pantai Padamarang menyatakan, saat ini pantai yang mulai dipopulerkan komunitas pemuda, pencinta alam dan mahasiswa Kolaka itu, belum banyak memiliki fasilitas.

Pemandangan Pantai Padamarang, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

“Misalnya, untuk menuju lokasi, wisatawan luar yang kerap melihat foto-foto bagus di instagram, belum tahu harus memulai darimana,” jelas Lama.

Dia bersama komunitas pemuda setempat, kerap berusaha memberikan informasi dan memandu wisatawan luar. Biasanya, sejumlah traveler yang berasal dari luar Kolaka bahkan Sulawesi Tenggara.

Untuk menuju Pantai Padamarang Kolaka, pengunjung bisa berangkat dari Desa Malaha, Kolaka. Disana, sudah ada perahu nelayan bermuatan maksimal 10 orang yang menunggu dengan tarif Rp 75 ribu per kapal.

Harga sebanyak ini, sudah termasuk jasa antar pulang-pergi dari Kolaka menuju Pulau Padamarang atau sebaliknya. Turis tinggal meminta nomor telepon nahkoda perahu dan mengatur janji jadwal menjemput.

Negeri Diatas Awan

Bagi pengunjung yang hobi mendaki, Bukit Padamarang, mengalahkan keindahan pantainya. Spot dengan ketinggian 650 mdpl, bisa ditempuh dengan dua jam berjalan kaki dari pantai.

Diatas bukit Padamarang, terbentang luasnya samudera Teluk Bone. Juga, langit biru dan angin sepoi-sepoi, bisa menjadi pengobat lelah setelah mendaki sejam lebih.

Paling tepat saat menikmati pemandangan diatas bukit matahari terbit. Jika cuaca sedang cerah, turis bisa menikmati sunrise tanpa penghalang.

Namun, jika cuaca sedang berkabut, pemandangan yang dijumpai dijamin membuat pikiran tenang. Kita seolah sedang berada diatas awan, dengan nikmat secangkir kopi panas dan suara burung-burung menyambut pagi yang tak akan pernah dijumpai di tengah kota.

Meskipun dataran diatas bukti agak sempit, namun bisa dipakai mendirikan tenda. Jika tak mau terburu-buru berangkat dari pantai saat subuh, di puncak bisa mendirikan 2 pasang tenda ukuran kecil.

Sepanjang jalan mendaki, mata pengunjung akan dipuaskan dengan panorama landscape Teluk Bone yang menbentang luas di depan mata. Paling bagus mendaki beramai-ramai, makin banyak kawan cerita, serasa mempersingkat jalur yang agak terjal.

Tama, pemandu wisata lokal menjelaskan, waktu terbaik menuju puncak bukit jika mengambil jalur dari pantai Padamarang, adalah saat waktu subuh. Sekitar pukul 4.00 atau 04.30 Wita pagi selepas shalat, pengunjung bisa mendaki ditemani pemandu.

“Jika ingin menikmati matahari terbit dari atas bukit, wisatawan harus membuat tenda di pantai jadi dari Kota Kolaka harus membawa logistik untuk persiapan makan malam dan sarapan,” jelas Tama.

Dia melanjutkan, udara di pantai tidak dingin saat malam hari. Tetapi, logistik dan jaket harus tetap dibawa untuk berjaga-jaga.(**)

Continue Reading

Trending